Cacar
api adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam dan lepuh pada kulit. Biasanya,
infeksi ini tidak mengancam nyawa, tetapi bagi sebagian orang infeksi ini dapat
menimbulkan komplikasi, seperti kerusakan saraf, kebutaan, atau radang otak.
Cacar
api terjadi saat virus varicella zoster teraktivasi kembali, misalnya akibat
sistem kekebalan tubuh yang melemah. Infeksi pertama dari virus ini menyebabkan
cacar air (chickenpox). Setelah sembuh dari cacar air, virus varicella zoster
bisa tetap tinggal dan “tertidur” atau tidak aktif selama bertahun-tahun di
dalam sel saraf.
Cacar
Api, Gejala, Pengobatan, dan Komplikasinya - Alodokter
Jika
virus ini teraktifkan kembali, misalnya akibat terinfeksi kembali atau saat
sistem kekebalan tubuh melemah, infeksi kedua inilah yang akan menyebabkan
cacar api. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua semua orang yang pernah
menderita cacar air pasti akan mengalami cacar api.
Gejala
Cacar Api
Cacar
api dikenal juga dengan beberapa istilah, yaitu herpes zoster, cacar ular, dan
dompo. Cacar api tidak punya masa inkubasi atau periode munculnya gejala dari
awal terpapar virus. Hal ini karena virus sudah ada di dalam tubuh dan
mengalami aktivasi atau “bangun” kembali.
Pada
awal kemunculannya, cacar api bisa menimbulkan gejala-gejala infeksi virus yang
umum, seperti demam, sakit kepala, menggigil, hingga sakit perut. Selanjutnya,
akan muncul gejala khas cacar api, yaitu:
Ruam
kemerahan yang perlahan berubah menjadi lepuh berisi air atau blister
Ruam
lepuh akan terasa nyeri atau tertusuk
Ruam
lepuh muncul hanya di satu sisi area tubuh tertentu, misalnya di area dada kiri
atau di lengan kiri saja
Ruam
lepuh ini bisa bertahan selama 7–10 hari dan kemudian membaik dengan sendirinya
dalam kurun waktu 2–4 minggu
Cacar
api bisa menular. Namun, jika seseorang belum pernah mengalami cacar air
sebelumnya, virus varicella zoster yang menginfeksi akan menyebabkan cacar air
terlebih dahulu. Penderita cacar api bisa menularkan virus saat lepuh mulai
muncul.
Pengobatan
Cacar Api
Cacar
api disebabkan oleh infeksi virus. Oleh karena itu, penanganan cacar api
dilakukan dengan pemberian obat antivirus untuk mempercepat pemulihan dan
mengurangi keparahan penyakit. Umumnya, dokter akan memberikan antivirus saat
lepuh mulai muncul. Jenis obat antivirus yang bisa diberikan, antara lain:
Acyclovir
Famciclovir
Valacyclovir
Selain
dengan obat antivirus, ada beberapa obat yang bisa diberikan untuk meredakan
keluhan atau gejala yang timbul akibat cacar api, yaitu:
Obat
demam dan pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen
Obat
pengurang gatal pada kulit, seperti losion calamine
Obat
untuk pereda nyeri saraf jika nyeri yang dirasakan cukup parah, seperti salep
yang mengandung lidokain
Selain
itu, saat mengalami cacar api, seseorang sebaiknya mencukupi kebutuhan cairan
dengan minum air putih, istirahat yang cukup, dan melakukan perawatan rumahan
untuk meredakan kulit yang terasa gatal dan nyeri, misalnya dengan kompres
hangat atau berendam dalam larutan oatmeal.
Salah
satu kondisi yang sering terjadi setelah ruam cacar api mereda adalah munculnya
nyeri saraf, tepatnya postherpetic neuralgia. Rasa nyeri yang berat dan
mengganggu akibat kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan,
hingga tahunan.
Untuk
mengurangi nyeri, dokter bisa memberikan obat untuk meredakan nyeri yang
bekerja langsung di saraf, seperti gabapentin atau amitriptyline.
Komplikasi
Cacar Api
Cacar
api bisa menyebabkan komplikasi mulai dari yang mengganggu aktivitas
sehari-hari hingga yang berbahaya. Komplikasi-komplikasi tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Poshterpetic Neuralgia
Postherpetic
neuralgia merupakan komplikasi paling umum dari cacar api. Jika mengalami
kondisi ini, penderita akan mengalami rasa nyeri yang parah pada kulit yang
mengalami ruam. Hal ini terjadi karena serabut saraf mengalami kerusakan selama
cacar api.
Kondisi
ini biasanya akan membaik setelah beberapa minggu. Namun, sebagian orang tetap
merasakan rasa sakit yang mengganggu hingga bertahun-tahun setelah ruam sembuh.
2.
Kehilangan penglihatan
Cacar
api bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk area mata. Dalam istilah
medis, cacar api yang terjadi di area muka terutama di area mata disebut
sebagai herpes zoster ophthalmicus (HZO).
HZO
dapat menyebabkan keratitis atau peradangan pada kornea mata. Jika tidak segera
ditangani, cacar api di area mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga
kebutaan.
3.
Radang otak
Meskipun
jarang terjadi, radang otak (encephalitis) merupakan salah satu komplikasi yang
dapat terjadi pada penderita cacar api. Radang otak dapat terjadi ketika virus
varicella zoster menyerang saraf pusat.
Radang
otak dapat menyebabkan gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi,
kelemahan otot, mual, dan leher leher kaku. Selanjutnya, peradangan di otak
yang terus berlanjut akan menyebabkan perubahan perilaku, kebingungan, sulit
bicara, hilang ingatan, penurunan kesadaran, hingga kejang.
4.
Ramsay hunt syndrome
Salah
satu komplikasi cacar api adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah yang
dikenal sebagai ramsay hunt syndrome. Kondisi ini bisa terjadi jika virus cacar
api menginfeksi dan merusak saraf di wajah dan telinga.
Kondisi
ini juga bisa merusak saraf pendengaran hingga bagian keseimbangan yang bisa
menyebabkan komplikasi berupa tuli, penurunan kemampuan mendengar, hingga
gangguan keseimbangan.
Mengetahui
gejala, pengobatan, dan komplikasi cacar api bisa membantu Anda tetap waspada
terhadap penyakit infeksi satu ini. Salah satu cara mencegah cacar air dan
herpes adalah vaksinasi. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan
mengenai manfaat vaksin, dosis, dan jadwal pemberiannya.
Ditinjau
oleh: dr. Merry Dame Cristy Pane
Posting Komentar untuk "Cacar Api, Gejala, Pengobatan, dan Komplikasinya"